Senin, 23 April 2012

Gagal Pangkas Anggaran, PM Belanda Mundur


Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengundurkan diri setelah tidak mampu menyatukan sikap koalisi pemerintahannya soal pemotongan anggaran negara. Langkah Rutte ini membuat Belanda harus segera menyelenggarakan pemilihan umum, secepatnya pada Juni mendatang. 

Menurut kantor berita Reuters, pengunduran diri Rutte disampaikan kepada Ratu Beatrix di Den Haag Senin waktu setempat. Pemimpin Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) itu baru 18 bulan memerintah, atau sejak 14 Februari 2010, sebagai perdana menteri Belanda. 

Pengunduran diri itu terjadi setelah Rutte gagal menyakinkan mitra koalisi, yaitu Partai Kebebasan (PVV), agar turut bersedia mendukung pemotongan anggaran negara sebesar 16 miliar euro. Pemotongan anggaran ini perlu karena defisit anggaran Belanda kian besar. 

Menurut Biro Perencanaan Pusat, seperti dikutip stasiun berita BBC, defisit anggaran akan naik jadi 4,7% dari GDP. Jumlah itu melampaui batas maksimal dari Uni Eropa atas negara-negara anggota zona euro, yaitu 3%.
Ada kekhawatiran bila defisit anggaran dibiarkan membesar, status Belanda di lembaga pemeringkat kredit akan turun. Belanda masih masuk peringkat tinggi, AAA, dan suku bunga obligasinya tergolong rendah. 

Namun, usulan pemangkasan anggaran dari pemerintahan Rutte itu ditentang oleh mitra koalisi, PVV. Partai itu, yang dipimpin politisi nasionalis anti imigran, Geert Wilders, tidak setuju bila pemerintah memotong anggaran. 

Ratu Beatrix meminta semua menteri dan wakilnya tetap bekerja semaksimal mungkin kendati ditinggal PM Rutte.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar