Senin, 30 April 2012

Ibu Tega Siram Air Mendidih ke Anak Gadisnya


Malang nian nasib Chyntia Apriliani. Gadis cilik berusia 10 tahun itu menjerit-jerit kesakitan akibat pinggang dan perut sebelah kanannya melepuh. Ternyata, luka itu akibat tersiram air panas yang dilakukan Dina Hutasoit (30), ibu kandungnya sendiri.
Peristiwa memilukan itu terjadi di sebuah rumah kontrakan milik Hidayat (31), suami kedua Dina, alias ayah tiri Chyntia, Sabtu (28/4/2012) sekitar pukul 09.30. Rumah kontrakan sederhana itu terletak di Gang Asmin RT 06 RW 03 Susukan, Ciracas, Jakarta Timur.
Saat ditemui di rumah kontrakannya, Senin (30/4/2012), kepada Kompas.com, bocah yang telah putus sekolah sejak setahun lalu tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap sang ibu. "Waktu itu di rumah ada mama, Chyntia sama adiknya kakek. Mama marah karena topi mama dibuang sama Sigit (adiknya), dibuang di lubang. Chyntia dipukulin dulu pake gagang sapu badan sama kaki, tiba-tiba mama nyiram air, sakit," katanya.
Setelah disiram air panas ibunya, kulit bagian pinggang, perut, serta pangkal paha sebelah kanan Chyntia seketika melepuh. Karena merasa kesakitan yang tak tertahankan, bocah malang itu lari keluar rumah sambil menjerit-jerit. Para tetangga yang mendengar teriakan Chyntia langsung mencari tahu apa yang terjadi.
Mereka baru menyadari ketika melihat bocah itu berjalan menuju luar rumah sambil menangis. Para tetangga yang peduli langsung melarikan bocah malang itu ke Rumah Sakit Pasar Rebo untuk mendapatkan pertolongan.
Chyntia merupakan anak pertama Dina Hutasoit dari suami pertamanya, Supri, warga Gabus, Babelan, Bekasi. Chyntia sebenarnya ingin disekolahkan oleh Supri di Bekasi, tetapi sejak memasuki kelas III SD, Chyntia dibawa oleh ibunya dan tinggal bersama dengan Hidayat, suami kedua Dina. Dengan suami keduanya, Dina memiliki dua anak, yaitu M Deri Saputra (5) dan Sigit (1,5).
Fatimah (61), nenek Chyntia yang tinggal di dekat rumah keluarga tersebut, mengungkapkan, Dina kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya. Bahkan hanya karena alasan sepele, Dina yang diketahui sehari-hari bekerja di sebuah kafe di bilangan Cipayung, Jakarta Timur, tersebut tega menghajar anaknya sendiri dengan sapu atau tangan kosong. "Iya, sering marah-marah sendiri," ujarnya.
Fatimah mengatakan, alasan yang dikatakan Dina hingga tega menyiram Chyntia dengan air panas merupakan omong kosong. Dia mengatakan, alasan bahwa Dina melakukan itu karena Chyntia merengek meminta susu atau alasan ekonomi adalah upaya menutupi kesalahannya.
"Bohong itu, mana ada anak segede ini minum susu. Itu supaya dia enggak disalah-salahin saja, semua omong kosong," ujarnya.
Sehari setelah kejadian, Dina diketahui pergi ke rumah saudaranya di daerah Kalideres untuk meminta bantuan pengobatan. Hingga Senin siang, Dina belum kembali ke rumah kontrakannya. Oleh sebab itu, Chyntia dijaga oleh sang nenek dan keluarga di sekitarnya.
Chyntia mengaku tak bisa melupakan peristiwa yang menimpanya. Meski mengaku ada sedikit rasa benci dengan ibunya, naluri rindu sang anak ingin bertemu dengan ibunya membuncah dalam hatinya.
"Benci sama mama, galak. Tapi mau ketemu sama mama. Mau minta duit buat berobat," ujarnya polos.
Fatimah mengungkapkan kebingungannya untuk biaya berobat sang cucu. Pekerjaan Hidayat yang hanya seorang kuli bangunan dirasa tak cukup untuk membiayai Chyntia hingga sembuh. Sejak pertama kejadian, ia telah membawa Chyntia ke dokter di Rumah Sakit Pasar Rebo dua kali.
"Ke dokter habis Rp 250.000 sama obat, kemarin berobat Rp 360.000. Buat biaya ke dokter ya kami pinjam uang masjid Rp 500.000. Ya namanya kami orang begini, Mas, mau dari mana lagi?" ujarnya.
Kini, Fatimah hanya bisa pasrah dengan keadaan. Pihak kepolisian dari sektor Ciracas yang sesaat setelah kejadian berada di lokasi tidak mengamankan Dina. Dengan disaksikan Ketua RW 03 Susukan, Dina berjanji dan membuat pertanyaan bahwa tidak akan mengulangi perbuatan kasarnya terhadap sang anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar