Minggu, 20 Mei 2012

Akhir Penantian Keluarga Para Korban Sukhoi


Tim Disaster Victim Identivication (DVI) Mabes Polri akhirnya berhasil mengidentifikasi seluruh korban Sukhoi SJ 100 yang berjumlah 45 orang. Dari jumlah itu, 35 korban merupakan WNI sedangkan 10 orang adalah warga negara asing. Nama korban diumumkan Minggu sore, 20 Mei 2012.

Proses identifikasi yang memakan waktu 8 hari ini lebih cepat dari target Mabes Polri, yakni 2 minggu. Proses identifikasi didasarkan pada data ante dan post mortem. Seluruh potonganpuzzle jasad para korban telah diberi label dan diletakkan pada posisi masing-masing. 

Keberhasilan itu juga tidak lepas dari usaha tim identifikasi mencari DNA, potongan gigi dan tanda-tanda lainnya. Data hasil kerja tim DVI, sama dengan manifest penerbangan Sukhoi SuperJet 100 ketika melakukan joy flight. Yaitu 45 orang korban yang terdiri dari 35 orang WNI dan 10 orang WNA. Dari 45 korban, 31 diantaranya berjenis kelamin laki-laki sedangkan 14 lainnya perempuan.

Tim DVI memang dituntut untuk secepat mungkin mengidentifikasi para korban. Para keluarga korban sudah cukup lelah untuk menunggu jasad keluarganya untuk dibawa pulang dan dikebumikan. Proses panjang yang melelahkan ini memerlukan dana Rp800 juta.
 
"Kerja keras tim DVI yang berjumlah 150 orang untuk bekerja selama 24 jam dan dibagi menjadi 3 shift akhirnya berbuah manis. Kami berhasil mengidentifikasi semua korban. Bahkan, Tim dari Rusia tidak mengira bisa secepat ini," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Brigadir Jenderal Musadeq Ishak dalam konferensi pers di RS Polri Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta, Minggu, 20 Mei 2012.

Setelah proses Identifikasi ini selesai, RS Polri memberi kesempatan kepada keluarga melihat para korban untuk terakhir kalinya. Keluarga yang ingin melihat jenazah diberi kesempatan pada Selasa siang tanggal 22 Mei 2012 pukul 13.00 WIB.

Selanjutnya jenazah yang telah teridentifikasi ini akan diserahkan kepada pihak keluarga melalui upacara penyerahaan jenazah di Halim Perdanakusuma, pada hari Rabu 23 Mei 2012.

Tim DVI akan menghubungi pihak keluarga korban untuk menanyakan sejumlah hal. Seperti apakah keluarga korban akan melihat korban, dimakamkan di mana, agamanya apa, dan sebagainya.

Kepala RS Polri, Brigadir Jenderal Agus Prayitno mewakili tim DVI meminta maaf jika dalam menangani jenazah korban Sukhoi terdapat hal-hal yang tidak berkenan bagi masyarakat, khususnya keluarga korban. "Apabila dalam identifikasi ada yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," tuturnya.

Sebelumnya, keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 terus mendatangi RS Polri untuk meminta kejelasan. Mereka meminta kejelasan kapan jenazah korban bisa dibawa pulang. Tapi informasi yang didapat dari Tim DVI justru simpar siur. Hal ini sangatdisesalkan oleh keluarga korban.

Setelah proses identifikasi korban selesai, Presiden Direktur Sukhoi Civil Aircraft (SCAC) berjanji akan membayar asurasi kepada setiap korban. Presiden Direktur SCAC, Vladimir Prisyazhnyuk menyatakan semua korban kecelakaan pesawat Sukhoi SJ 100 diasuransikan.

Perusahaan itu akan memenuhi segala tuntutan keluarga korban mengenai kompensasi asuransi sesuai prosedur yang ditentukan perundangan. "Kami menjamin SCAC akan memenuhi tuntutan kompensasi itu," kata Vladimir Prisyazhnyuk.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengupayakan ganti rugi korban pesawat Sukhoi sebesar Rp 1,2 miliar per orang. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Herry Bakti S. Gumay, angka yang diajukan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011.

               *****
Setelah indetifikasi korban, pemerintah dan lembaga terkait masih memiliki  tugas berat lainnya yakni menguak penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia itu. 

Tentu bukanlah pekerjaan mudah, pasalnya Tim SAR dari Rusia dan Kopassus masih mencari Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sukhoi Superjet 100 yang belum ditemukan di lereng Gunung Salak, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Saat ini, kami baru menemukan serpihan-serpihan yang diduga panel-panel FDR. Kami menemukan panel itu di bawah jurang," ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo, kepada VIVAnews di lapangan Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Minggu 20 Mei 2012.

Menurut dia, seharusnya FDR itu menyatu dengan Cockpit Voice Recorder (CVR). CVR sendiri sudah ditemukan oleh tim SAR. Bentuk FDR yang kecil diduga terlempar jauh dengan barang yang lainnya.

FDR itu ditargetkan ditemukan hari ini oleh tim SAR Rusia dan Kopassus. Oleh karena itu, jarak pencarian diperluas hingga 1 kilometer dari jatuhnya pesawat. Namun, pihaknya membatasi tim SAR Rusia, harus berada di lokasi jatuhnya pesawat selama tiga hari, dengan alasan medan sempit dan jurang.

Tim evakuasi Sukhoi menemukan kotak hitam pada Selasa lalu, 15 Mei 2012 pukul 21.00 WIB, 100 meter dari ekor pesawat. Piranti mahapenting yang bisa mengungkap petaka itu terkubur di dalam tanah di antara pepohonan, terempas di kedalaman sekitar 200 meter dari dasar jurang dengan kemiringan 85 derajat. 

Black box yang merekam data penerbangan tidak berwarna hitam, tapi oranye. Jejak warna oranye masih terlihat pada kotak hitam Sukhoi SSJ 100. Warna mencolok ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian saat misalnya tenggelam di laut. Baca jugakotak hitam pengungkap misteri sukhoi.

Setelah diidentifikasi, staf Laboratorium Flight Recorder KNKT, Andreas Ricardo Hananto, menjelaskan tim SAR telah menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR). Akan tetapi, Flight Data Recorder (FDR) belum ditemukan. Kotak hitam terdiri dari dua bagian, yakni CVR dan FDR.

Menemukan kotak hitam itu sama sulitnya dengan mengevakuasi para korban SUkhoi. Tim Charlie yang terdiri atas 255 personil gabungan TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, bahkan harus tidur bergelantung ketika mengevakuasi jasab korban dalam kondisi hancur bercerai berai di tepi jurang.

Setelah menabrak tebing, serpihan pesawat memang tercerai- berai ke sebuah lembah dengan kedalaman lebih dari 500 meter.  Tim evakuasi pun harus menyusuri tebing dengan kemiringan 85 derajat itu dengan menggunakan tali sling guna mencapai dasar lembah, tempat di mana jenazah para korban ditemukan bersama serpihan puing pesawat. Kisah tim evakuasi Sukhoi di Gunung Salak.

Berikut nama-nama korban Sukhoi yang dirilis berdasarkan nomor urut antemortem yang diperoleh di Lanud Halim Perdanakusuma. Delapan nama terakhir adalah nama-nama awak Sukhoi dari Rusia.

1. Donardi Rahman (Aviastar)
2. Nur Ilmawati (Sky Aviation)
3. Edwar Maraden Panggabean (Indo Asia)
4. Femi Adiningsih (Bloomberg News)
5. Ganis Arman Zuvianto (IAT)
6. Darwin Pelawi (Pelita Air)
7. Kornel Sihombing (PT Dirgantara Indonesia)
8. Anton Daryanto (Indonesia Air Transport)
9. Herman Sulaji (Air Maleo)
10. Steven Kamagi (Indo Asia)
11. Aditya Rekodiyanti (Sky Aviation)
12. Ade Arisanti (sky Aviatioan)
13. Dodi Aviantara (Majalah Angkasa)
14. Didik Nur Yusuf (Majalah Angkasa)
15. Yusuf Ariwibowo (Sky Aviation)
16. Edi Satrio (Pelita Air)
17. Haidir Bachsin (PT Catur Daya Prima)
18. Salim Kamaruzaman (Sky Aviation)
19. Henny Stevani (Sky Aviation)
20. Charles Peter Edler (Sriwijaya Air)
21. Insan Kamil Jatmika (Indo Asia)
22. Gatot Purwoko (Air Fast)
23. Remon Sukanto (Sky Aviation)
24. Faisal Ahmad (Indo Asia)
25. Rully Darmawan (Indo Asia)
26. Susana Famela Rompas (Sky Aviation)
27. Aditya Sukardi (TransTV)
28. Maesarah (Sky Aviation)
29. Arif Wahyudi (Trimarga)
30. Santi (Sky Aviation)
31. Ismiati (TransTV)
32. Maria Marcella (Sky Aviation)
33. Capt. Aan Rusdiana (Kartika Airlines)
34. Rossy Witham (Sky Aviation)
35. Dewi Mutiara (Sky Aviation)
36. Anggraini Fitria (Sky Aviation)
37. Thonam Tran (Snacma/Perancis)
38. Eugeny Alexandro Grebenshikov (Sukhoi)
39. Kristina Nikolaesna Kurzhuposa (Sukhoi)
40. Nikolay Dmitriesich Nartyshchenko (Sukhoi)
41. Alexey Nikolaesich Kirkin (Sukhoi)
42. Alexander Nikolaevich Yablontsev (Sukhoi)
43. Alexander Pavlovich Kochetkov (Sukhoi)
44. Denis Valerievich Rakhimov (Sukhoi) 
45. Oleg Vasilevich Shvetsov (Sukhoi)



• VIVAnews   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar