Selasa, 08 Mei 2012

Calon Bomber Celana Dalam itu Agen Ganda


Seorang calon pengebom bunuh diri, yang disiapkan beraksi di dalam sebuah pesawat komersil tujuan AS bulan lalu, ternyata adalah agen ganda yang bertugas menyusup ke jaringan teroris al-Qaeda. Dia mampu meyakinkan jaringan al-Qaeda di Yaman agar diberi tugas menjalankan misi itu, yang akhirnya berhasil dia sabotase. 

Menurut kantor berita Reuters, dengan mengutip sejumlah media massa AS dari sumber-sumber anonim di lembaga keamanan, agen penyusup itu bekerja untuk dinas intelijen Arab Saudi dan CIA. Dia berhasil menjadi relawan bagi al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman. 

Kalangan intelijen Barat telah mengidentifikasi AQAP sebagai salah satu organisasi yang berbahaya dan sekutu al-Qaeda yang masih bertahan. Mereka tetap berambisi menyerang kepentingan-kepentingan Barat.

Harian The Los Angeles Times mengungkapkan, agen yang tidak disebutkan namanya itu berhasil membujuk pimpinan AQAP agar menunjuk dia dalam menjalankan misi bom bunuh diri di dalam pesawat komersil tujuan AS. Dia diberi bom non logam yang bisa diselipkan ke celana dalam. Bom canggih itu diyakini bisa lolos dari pantauan mesin pemindai logam di bandara. 

Bom itu "tidak diragukan bisa langsung menjatuhkan sebuah pesawat terbang," demikian seorang sumber keamanan kepada harian The New York Times. Bom ini diduga hasil karya pakar peledak AQAP, Ibrahim Hassan Tali al-Asiri.

"Rencana ini menunjukkan bahwa para teroris tetap mencoba cara-cara yang lebih jahat untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah," kata Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, dalam kunjungan ke India seperti yang dikutip BBC.   

Agen ganda itu pada akhirnya menyerahkan bom tersebut ke CIA dan pihak intelijen lainnya yang berada di luar Yaman. Agen itu kini berada di suatu negara dan telah dibebastugaskan. 

Operasi ini menunjukkan bahwa CIA tidak selalu mengandalkan teknologi canggih, seperti pesawat nirawak dan satelit, untuk tugas intelijen atas organisasi teroris. Badan intelijen AS itu masih mengerahkan tenaga manusia untuk menyusup ke organisasi target dan terbukti masih berjalan efektif. 

Agen itu bahkan juga memberi intelijen kepada CIA yang sukses menjalankan operasi membunuh salah seorang pimpinan AQAP, Fahd al-Quso di Yaman. Menurut The New York Times, operasi itu berlangsung Minggu kemarin dengan menggunakan pesawat nirawak. 

Quso selama ini diburu karena terkait pengeboman kapal destroyer AS, USS Cole, di Yaman 12 tahun lalu. AS pun menawarkan sayembara senilai US$5 juta kepada mereka yang bisa memberitahu keberadaan Quso.



• VIVAnews 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar