Kamis, 10 Mei 2012

Warga Kemusu Temukan Sumber Air Campur Minyak


Warga Desa Kemusu menemukan sebuah sumber air yang bercampur dengan minyak. Temuan ini tepatnya terletak di ladang milik warga di Dukuh Wono Kasihan, Desa Kemusu, Kecamatan Kemusu.
“Sumber ini ditemukan warga sekitar kurang lebih setahun lalu. Akan tetapi, selama musim penghujan volumenya bertambah,” tutur Tokoh Masyarat setempat yang sekaligus anggota DPRD Boyolali, Gatot Widodo saat ditemui wartawan di gedung DPRD Boyolali, Jumat (3/2/2012).
Gatot menambahkan lokasi sumber itu berada di perbukitan. Jarak dari jalan utama yaitu Kemusu-Juwangi sekitar 500 meter. Sumber air campur minyak ini ditemukan warga yang hendak bercocok tanam.
Menurutnya, sumber itu berada di balik semak-semak. Warga menemukan saat beraktivitas di ladang kemudian mendengar seperti adanya air yang keluar dari tanah.
“Musim penghujan sumber yang seperti minyak itu semakin banyak meluapnya yang membentuk kubangan. Jarak sekitar 10 meter sudah tercium bau menyengat minyak seperti solar,” tambahnya.
Bahkan, bebatuan disekitar lokasi berwarna kehitaman. Begitu juga dataran rendah di bawah sumber air berwarna hitam hingga sungai menuju waduk. Berubahnya warna batuan itu dimungkinkan karena terkena minyak.
Sumber air itu berdiameter sekitar 1 X 1,5 meter dan berbentuk oval. Setiap hari terus mengeluarkan air bercampur minyak mentah dari tanah. Pihaknya sempat mengecek kedalaman kubangan air minyak itu.
Dimanfaatkan
Sejumlah warga setempat mengukur kedalaman sumber itu dengan membawa bambu sepanjang dua meter. Setelah diukur, kedalaman sumber air sekitar 1,5 meter. Ketika tongkat itu dibentur-benturkan ke bagian paling dalam, terdengar suara benda keras mirip beton.
“Bisa jadi ini buatan manusia atau mungkin peninggalan penjajah Belanda. Benda keras yang ada di dalam diyakini cor-coran sebagai penutup sumber air,” terangnya.
Pihaknya pernah mencoba mengambil sempel air minyak kemudian dibawa ke pengilangan minyak di Cepu. Menurutnya, ada kandungan minyak 0,5 mililiter. Diperkirakan, kandungannya semakin meningkat sekitar 1ml.
Gatot pun akan mengupayakan koordinasi dengan Pemkab untuk meneliti lebih lanjut. Dinilai, sumber air yang mengandung minyak mentah merupakan aset daerah.
“Sumber minyak mentah juga pernah ditemukan di Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro. Temuan sumber minyak bumi tersebut kemudian dimanfaatkan masyarakat setempat untuk dijadikan bahan bakar minyak (BBM), termasuk untuk memasak,” tambah tokoh masyarakat lainnya, Nugroho.
Menurutnya, penemuan di Repaking itu bisa untuk menghidupkan mesin disel guna menyedot air untuk mengairi ladang pertanian. Dijelaskan, warga berusaha memisahkan minyak dari air dengan cara menyuling menggunakan peralatan sederhana di sekitar mata air untuk mendapatkan minyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar