Selasa, 08 Mei 2012

Kalah Bertaruh, Siswa SMP Coba Bunuh Diri


Ph0g.jpg
Ini sungguh peringatan bagi kalangan pendidik dan orangtua. Betapa tidak, seorang siswa SMP bertaruh menggunakan uang yang sebenarnya diberikan orangtuanya untuk iuran piknik sekolah. Ketika kalah taruhan, siswa itu pun mencoba bunuh diri!
Bocah Kelas VIII, SMPN 2 Gondang, Sragen itu, KTCM, 14, nekat mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri di kamar mandi, Minggu (6/5/2012). Dia menggunakan sabuk kostum beladiri miliknya yang berwarna hijau untuk mencoba mengakhiri hidup. Anak ketiga dari empat bersaudara itu memanfaatkan suasana rumah sepi karena ditinggal ibunya, Sutiyem, 42, mendatangi hajatan di tetangga. Beruntung, nyawa korban dapat diselamatkan. Sutiyem pulang tepat waktu saat tubuh anaknya mulai dingin dan bibir membiru.
“Ibunya pulang dari hajatan mau ke kamar mandi untuk buang air kecil. Dia kaget melihat anaknya sudah gantung diri di kayu yang ada di atas pintu kamar mandi. Ibunya teriak-teriak. Warga sekitar rumah datang dan membantu menurunkan. Lalu dibawa ke Puskesmas,” kata bibi korban, Warini, sembari menahan air mata saat ditemuiSolopos.com di rumahnya, di Dukuh Geneng, RT 001, Desa Bumiaji, Gondang.
Warini tak habis pikir keponakannya bisa memilih jalan mencoba mengakhiri hidup. Padahal menurutnya tak ada masalah besar yang terjadi sebelum itu. Hanya saja, perempuan setengah baya itu mengatakan ibu korban, Sutiyem, pernah menasehati KTCM yang sibuk bermain handphone. “Ibunya hanya mengingatkan supaya jangan mainan handphone terus. Katanya jangan telpon-telpon terus sama teman perempuan. Tetapi saya yakin bukan karena itu dia gantung diri. Padahal, hari ini dia mau berangkat piknik. Kok bisa-bisanya dia berpikir seperti itu,” imbuhnya.
Usut punya usut, bocah itu takut dimarahi orangtuanya. Alasannya, uang yang diberikan orang tua untuk kegiatan piknik sekolah dengan tujuan Bandung malah digunakan taruhan bola. Malang, klub sepak bola yang didukung KTCM kalah. Uang senilai Rp390.000 itu pun ludes.
Kepada ayahnya, Budi Winarso, 48, bocah itu mengaku uang piknik telah dibayarkan. Tak hilang akal, Budi menanyakan kuitansi pembayaran piknik. Saat itu, KTCM masih bisa berkilah. “Kata anak saya, teman-teman yang lain itu banyak yang enggak mendapatkan kuitansi. Saya percaya saja. Tapi ternyata uangnya belum dibayarkan tetapi dipakai taruhan bola dengan teman,” kata Budi saat ditemui Solopos.com di RSUD Sragen.
Hingga kini, korban masih mendapat perawatan intensif di RSUD Sragen. Sebelum dirujuk di RSUD Sragen, KTCM sempat dirawat di RS Amal Sehat. Menurut penuturan Bayan Dukuh Geneng, Martojo, korban terpaksa dipindahkan ke RSUD Sragen berkaitan dengan Jamkesda. “Semua berkas Jamkesda sudah beres. Tidak ada kendala. Saya juga sudah mengurus surat keringanan biaya di RS Amal Sehat. Ini karena pihak keluarga memang tergolong kurang mampu,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar