Minggu, 13 Mei 2012

PANEN CABAI Di Cepogo Anjlok


BOYOLALI–Tanaman cabai milik sejumlah petani di beberapa wilayah Kecamatan Cepogo, Boyolali terserang penyakit. Akibatnya, hasil panen mereka baru-baru ini mengalami penyusutan cukup drastis.

Sukini, 55, salah satu petani cabai kriting di Ngelat, Jelok, Cepogo, menyebut penyakit tersebut menyerang daun pada tanamannya mulai sebulan terakhir. Gejala yang dia temui adalah dedaunan cabe terlihat keriting.

“Jika keritingnya mengarah ke bawah, itu lebih susah ditangani. Kalau ke arah atas, kami masih bisa mengejar, apalagi jika usia tanaman masih muda,” katanya saat ditemui Solopos.com, Minggu (13/5/2012).

Dari 20 panen, hasil yang diperoleh dari lahan seluas sekitar .1000 meter perseginya, susut. “Awal-awal bisa mencapai 70 kilogram, sekarang paling 10 kilogram, kadang delapan kilogram,” terangnya.

Beruntung harga cabai jenis itu, dianggap Sukini masih bergerak di level standar, yakni Rp11.000 perkilogramnya. Dia mengaku tak mengerti detil penyebab penyakit itu. Sejauh ini, obat semacam Demolis, Antrakol dan Supermas, belum cukup membantu. “Menyebar. Kebetulan untuk tanaman saya yang terserang yang usia tua. Ini lebih kuat dibanding lahan yang tak pakai pupuk kandang,” tandas dia.

Sementara itu, Dalimin, petani cabai setempat, mengaku belum sempat menikmati panen cabai di lahannya. “Daun tanaman ngretek sampai tak berbuah,” kata dia.

Di Desa Cabean Kunti, masalah serupa juga dihadapi petani. Ahmad, 39, salah satu petani disana, mengatakan penyakit itu menyebar seperti serangan wereng. “Kami tak tahu juga apa namanya, yang jelas banyak bagian lahan tak bisa dipanen. Soal untung rugi, itu bisa tertolong jika harga stabil,” ujarnya.

solopos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar