Rabu, 02 Mei 2012

Siapa Saja Para Penghuni Penjara Korea Utara?


Banyak tahanan politik atau pembangkang yang menghuni penjara-penjara di berbagai negara. Namun bukan kategori itu yang paling banyak menghuni penjara-penjara di Korea Utara (Korut).

Kantor berita Agence France Presse (AFP), Kamis (3/5/2012) di Seoul, menuliskan hal berikut.

Penjara-penjara di Korut yang terkenal brutal itu justru dihuni oleh orang-orang berjuang keras mendapatkan makanan. Warga yang mencoba lari dan berusaha mencari pekerjaan di negara seberang juga menjadi penghuni utama penjara-penjara itu.

Intinya, bukan para pembangkang yang menjadi penghuni utama. Ada juga seorang perempuan yang dipenjarakan hanya karena berdansa ala Barat. Seorang mahasiswa dipenjarakan karena mendendangkan lagu-lagu Korea Selatan.

Ada pula kasus, sebuah keluarga dimasukkan ke penjara hanya karena sang ayah lupa mengajarkan kepada putra-putrinya bahwa almarhum Kim Il-Sung, pendiri Korut, adalah "Pemimpin Hebat".

Semua informasi ini dikumpulkan oleh sebuah badan milik pemerintah Korea Selatan bernama Komisi Hak-hak Asasi Manusia. Laporan didasarkan pada penuturan 834 warga Korut yang menjadi pengungsi di Korea Selatan. Komisi itu juga melaporkan enam kamp yang mirip penjara berpenghuni 200.000 orang. Semua mereka ini dijuluki sebagai "tahanan politik".

Dari 834 pengungsi warga asal Korut itu, sebanyak 278 orang pernah menjadi penghuni di kamp periode sejak decade 1990-an hingga 2005.

"Kami berharap laporan ini bisa menjadi penggugah untuk penghargaan pada hak-hak asasi di Korut," kata Lee Yong-Ken, ketua komisi itu. Ada pula warga yang dipenjarakan karena mencoba memeluk agama Kristen sementara ada 29 warga yang ikut dipenjarakan karena kesalahan yang dilakukan oleh sanak saudara.

Tentu ada pula 30 orang yang dipenjarakan karena mengeluarkan pernyataan kritis pada pemerintahan, memuja kapitalisme, korupsi dan membongkar rahasia negara.

Ada juga seorang mantan Wakil Menteri Kantor Pos dan Telekomunikasi, Sim Chol-Ho, yang dipenjarakan karena mengkritik otoritas intelijen. Sim sudah dikeluarkan dan pada Februari tahun 2012 malah diangkat menjadi menteri. Namun saat berada di penjara, dia sempat dipaksa makan tikus untuk bertahan hidup.

Bulan lalu sebuah kelompok bernama "Stop Crimes against Humanity in North Korea" memperkirakan ada 400.000 tahanan yang meninggal di sejumlah kamp karena kelaparan dan eksekusi berlebihan selama beberapa dekade. Juga ada kematian yang dialami sebanyak 3.271 orang tahanan sepanjang periode Januari - Juni 2005 di Provinsi Jeungsan, Provinsi Pyongan Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar